Kamis, 28 Juli 2011

Galau-Galau 2010


Mulai tenang..
Berjauhan,,
Di darat..
Waktu yang membuat semuanya
Bedebah mulai menjauh..
Takkan sakit kepala lagi
Angannya..
Kini mula dingin
Memang semuanya secara laun-laun
Berjauhan awalnya kupikir buruk
Kita akan kehilangan, mungkin
Hulunya memang kehilangan,, berat
Di tengahnya,, terasa hambar
Sesendok garam tak mampu meberikan keasinan sedikitpun
Segandu gula yang membuat ‘giung’
Ternyata tidak
Tak ada manis semaya pun
Pahitnya empedu tak membuahkan rasa sepat sedikitpun
Jauh memang susah
Berfikir ingin hidup di samudra
Sepertinya menyenangkan dan akan lebih meluaskan
Mulai berenang
Belum kelihatan indahnya hanya ada air asin yang biru
Tersorot matahari
Mulai menyelam mulai juga terlihat indahnya dunia air laut
Ikan seperti pelangi, karang yang benilai seni tinggi saling melengkapi
Begitu pun para pemburu didalam yang sering disebut jahat melengkapi kehidupan air itu
Cahaya yang pas menembuas zat itu sangat cukup menerangi
Semakin menyelam semakin ke dasar
Yang dikira akan lebih indah..
Hanya ada gelap dan pasir
Secercil kehidupan disana
Tapi apa yang bisa dilihat bila gelap gulita?
Hewan air yang lebih besar dan lebih ganas mulai sering bermunculan
Mimpi buruk bila menjdi sarapannya
Aku mulai kembali keatas
Samudra tidak lebih baik dari daratan,,
Bahkan lebih buruk
Terlalu luas,,
Dan lebih berbahaya
Tepatnya tak ada toko makanan atau toko obat disana
Gelap malah…
Tak mengerti pembicaraan sampai disini
Karna hati masih terombang-ambing di samudra sana
Belum ada yang menemukanya
Tapi merasa lebih kosong
Tak ada apa-apa
Bukanya buruk
Jarak jauh membuatnya kosong begini
Hilirnya ternyata buruk
Bukan ada rindu yang menggumpal
Hanya ada angin mengisi ulu hati
Raga ikut terombang ambing
 

Akar VS Rotan


Aku pusing dengan semua yang ada..
Sekarang dan saat ini yang kuinginkan hanya akar.
Dan tak pernah sedikitpun meminta rotan..
Akal pun meminta rotan
Tapi terdengar sesayup suara dihati..
Jurang dihati ada suatu keyakinan
Entah apa..
Sampai sekarang pun aku tak mengerti..
Akar..
Mungkin buruk..
Mungkin rapuh..
Tapi yang aku tanyakan.
Akar dari pohon apa ?
Akar yang tumbuh dimana ?
Yang aku maksud..
Akar yang tumbuh dirawa-rawa
Dihutan rimba yang dilindungi..
Di sayang tapi kuat..
Kokoh,
Tegar meskipun terendam..
Meskipun mungkin tak sekuat akar..
Tapi mungkin bisa lebih kuat dari rotan sekalipun..
Mungkin tak ada yang membaca..
Ada suatu keyakinan di hati
Jauh di dalam tapi..
Sehingga tak ada yang mengerti
Kecuali ruh yang ada di dalam raga ini..
Orang lain memilih rotan..
Bahkan otak pun begitu..
Tapi aku, hati ini lebih memilih akar
Mungkin mereka fikir rotan kuat
Tapi mereka tak berfikir
Cobalah rotan pecutkan
Akan terasa nyeri..
Berbekas, timbul memar dikulit bahkan kecacatan
Terasa perih
Kita akan tahu setelahnya..
Begitu angkuh dan kerasnya rotan itu..
Apakah sekarang mengertii ??
Maka jangan paksa aku untuk memilihnya !!
Aku mohon ! karna aku sudah berjanji sebelumnya
Bukankah janji itu harus ditepati ?
Supaya kita tak tergolong orang munafik ?