Jumat, 27 Januari 2012

RESONANSI DAN OPTIMIS

Ekhm ..
Assalamualikum Selamat siang, selamat hari Jumat.
Birbicara apa ya? Kita berbicara tentang RESONANSI.
(hah? apa? Seorang Nadia membicarakan Fisika? :O). :D Santai teman-teman ini bukan hanya fisika saja yang dibahas, karena jujur saja saya tidak menguasainya.
Mula-mula, kita ulik pengertian resonansi. Kalo menurut saya resonansi itu proses bergetarnya satu benda akibat dari getaran benda lain. Menimbulkan bunyi, gemertak, bahkan benda sampai pecah. Hal ini sederhana saja, contohnya bila kamu memutar musik dengan speaker aktif yang kencang, pasti ada gemertak-gemertak kecil maupun besar pada kaca disekitar.
Ya, mungkin kamu-kamu bisa mencernanya dan berimajinasi mungkin :)
Kita sambungkan pada makna hidup dan optimisme!
RESONANSI dan OPTIMIS
Sebenarnya, menurut ilmu yang saya dapatkan, ketika kita berbicara itu merupakan resonansi, mau keras mau pelan juga tetap resonansi, pasalnya benda bergerak dan bergetar di tenggorokan. Apa hubungannya dengan Optimis?
Okey, saya akan menjelaskannya, yang mudah-mudahan bisa dimengerti. Dari hal yang lumrah.
Seringkali kita manusia mengeluarkan suara, entah memanggil, berbicara, berteriak, mengomel, mencerca, menggerutu, dan aktifitas lainnya yang mengeluarkan suara. Hal itu pula merupakan resonansi, hal yang bergetar dan menggetarkan benda lain dan dikembalikan lagi terhadap sumber yang mengeluarkan getar hampir mirip dengan gelombang hanya saja lama-lama setelah gelombang itu mencapai penyebaran tertentu akan diterima kembali kepada asal yang mengeluarkan getar.
Tanpa neng dan kang brow sadari, suara yang kalian keluarkan akan menimbulkan respon dan mengeluarkan dampak, entah itu tolehan orang lain ketika memanggil atau respon lainnya. Suara yang dikeluarkan akan menyebar kemana-mana keluar alam bebas diterima oleh benda-benda disekitar dan sekitar kita akan merespon memberi apa yang kita minta dan otomatis kembali kediri kita.
Pernahkah dipagi hari kalian menggerutu kata-kata yang kurang baik karena kesiangan atau kaos kaki anda yang robek atau hambatan dipagi hari sehingga mengatakan "hari yang sial"? Lalu bagaimana dengan waktu selanjutnya setelah mengatakan hal tersebut? apakah berjalan bahagia? atau anda terus ketiban sial? semua hal menjadi menjadi menyebalkan? Saya yakin setelah anda mengatakan di pagi hari "hari yang sial" seterusnya sampai hari itu selesai, di hari itu akan menyebalkan, mungkin sampai membuat anda marah. Mengapa bisa begitu? Karena hasil resonansi yang dikeluarkan hingga semuaaaaaa akan mendengar tentunya tanpa kita sadari semua berbalik dan menimpa balik ke kita. Apakah anda mau seperti itu? dengan kata-kata yang kurang baik yang anda keluarkan malah jadi petaka?.
Begitu pula ketika kita mengatakan "aku tidak bisa matematika" itupun akan terus menggusur kita ke arah ketidak bisaan. *termasuk saya suka berbicara seperti itu, suka keceplosan :(*.  Coba anda ingat-ingat dan sadari dimasa-masa lampau. Pernah kah di suatu hari yang mendung ketika kalian ada acara sehingga berharap hujan tidak turun dan bergumam "semoga hari ini tidak hujan" atau "sing ulah hujan lah" sambil dalam hati anda merasa dikata 'hujan'nya merasa amat menekan, bukankah semakin besar tekanan semakin besar pula pengaruhnya termasuk pada resonansi ketika ada suara yang memekakan telinga mungkin ada gelas yang pecah atau benda lain bergetar. Dan akhirnya ketika hari yang diharapkan agar hujan tak kunjung, hujan pun turun bahkan lebat? apakah pernah begitu?. Itu karena ucapan kita yang kurang tepat untuk mengeluarkan harapan hanya perlu diperbaiki sedikit saja :). Diganti dengan "semoga hari ini cerah" jangan sampai mengucapkan hal yang paling kita tidak inginkan, lebih baik ganti dengan kata lain yang lebih baik, langsung yang diinginkan dan tidak bertele-tele. Agar alam terutama tuhan menerima dan memberi apa yang kita inginkan. Mau coba? silahkan, nah ketika mencoba itu akan melatih kita untuk optimis, lihat saja apa yang datang kepada kita ketika kita berbicara dengan kata-kata yang baik. Melatih agar terus berkata yang baik dan memotivasi sehingga beresonansi, dan tanpa kalian juga sadari kata-kata motivasi dan kebiasaaan berkata dengan baik akan diterima oleh otak bawah sadar, sehingga membentuk sebuah kebiasaan yang baik pula hingga membentuk pribadi yang baik.
mulai dari hal kecil coret kata yang bisa membuat mengalahkan harapan kita :
"mudah-mudah hari ini tidakhujan cerah"
"semoga nilai rapotku tidak jelek baik dan bagus"
"semoga hari ini tidak membosankan menyenangkan"
"aku ingin datang tapi takut tidak diijinkan ibu" diganti dengan kalimat "aku ingin datang, mudah2an ibu mengijinkan :)"
 Termasuk dengan kalimat yang kita lontarkan dan diperuntukan buat orang lain. "kamu jelek", "kamu jerawatan" , "kamu menyebalkan" , atau kita sedang menggosip bergunjing yang tidak baik. Selain bisa melukai perasaan orang, apakah mau anda menjadi berjerawat? menjadi buruk rupa? menjdai menyebalkan hingga tidak ada yang mau menemani?

Kita perhatikan ayat ini  La in syakartum La aziidannakum (Jika kalian bersyukur, niscaya Aku (ALLAH) akan menambah rizkimu)…QS.14 : 7
bersyukur kepada Allah bukan hanya dengan ucapan alhamdulillah, tapi dengan cara berkata yang baik-baik. Maka biasakanlah dengan berkata baik maka Allah akan membalasnya dengan hal yang lebih. Agar hidup semakin baik :). Kegagalan datang dari diri kita yang melalui kesalahn, kesalahan untuk diperbaiki dan melatih untuk berfikir secara dewasa :). Mulailah untuk berprasangka baik atau yang disebut juga Husnudzan.
“Jauhilah prasangka itu, sebab prasangka(buruk) itu pembicaraan yang paling dusta” 
-HR. Muttafaqun alaihi.
 Surah Al-Baqarah ayat 286 ;
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”
Ada cerita juga nih yang meyakinkan :
Dari Abu Hurairah ra. Berkata, bersabda Rasulullah saw. : Allah berfirman : “Aku tergantung pada prasangka hamba-Ku, dan Aku bersamanya jika ia mengingat-Ku; jika ia mengingat-Ku dalam jiwanya, maka Aku mengingatnya dalam diri-Ku; dan jika ia mengingat-Ku dalam lintasan pikirannya, niscaya Aku akan mengingat-Nya dalam pikirannya kebaikan darinya (amal-amalnya); dan jika ia mendekat kepada-ku setapak, maka aku akan mendekatkannya kepada-Ku sehasta; jika ia mendekat kepada-ku sehasta, maka aku akan mendekatkannya kepada-ku sedepa; dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, maka Aku akan menghampirinya dengan berlari. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim).
Sesungguhnya firman Allah itu BENAR. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar